Sunday, May 8, 2011

Menghayati Cinta 2


Di dalam setiap badan manusia, ada suatu organ kritikal yang tugasnya mengepam darah ke seluruh tubuh. Itulah jantung. Heart. Kalbu. Seringkali juga ia dipanggil Hati (walaupun sebenarnya istilah 'hati' adalah kurang tepat dan sering membawa keliru kepada umum).

Hati (baca: jantung) begitu berkait dengan pelbagai perasaan yang dirasakan oleh manusia - di dalam drama, penulisan, lagu, perbualan harian, malah dalam mimpi.



"aku sakit hati betul dengan si lembu kaki kipas tu"

"sanggup awak buat hati saya remuk macam ni"

"OMG, hati i nak meletup bila at last dia tanye i soalan yang i tunggu2 tu"



Suatu lagi perkara yang sangat sinonim dengan hati; Cinta.

Barangkali sudah bosan (mungkin juga sampai menjengkelkan) setiap kali asyik terbaca atau terdengar,
'Ayuh menuju cinta sebenar, cinta yang kudus, cinta Ilahi'.
Hakikatnya - bila difikirkan - memang itulah sebenarnya cinta yang tidak akan mengecewakan. Sungguh.

Banyak hal boleh dikait dengan cinta. Cinta kepada profesyen, makanan, kucing, fotografi, keluarga, dan segala bagai.
Sedihnya, ternampak - telah sekian lama - lebih banyak peringatan (dalam lagu, dalam cerita, dan lain2) yang meraikan cinta nafsu, cinta berlandas hedonism semata. Sungguh.



"Ask me to and I'll do anything for you baby, for you baby"

"Shot through the heart as I lay there alone in the dark
Through the heart it's all part of the game we call love"

"Cinta, tegarkan hatiku
Tak mau sesuatu merenggut engkau
Naluriku berkata, tak ingin terulang lagi
Kehilangan cinta, hati bagai raga tak bernyawa"

"Terbanglah cinta sampaikan sayangku hanya bagi dia
Tak ingin rasa sepi meratapi malang tanpa dirinya"

"Dengarkanlah permintaan hati yang teraniaya sunyi
Dan berikanlah arti pada hidupku
Yang terhempas yang terlepas
Pelukanmu bersamamu dan tanpamu aku hilang selalu
Bersamamu dan tanpamu aku hilang selalu"

"I would fly you to the moon and back
If you'll be, if you'll be my baby"

"Kaulah cinta pertama dan terakhir untuku
Ku berjanji kan menantimu
Setia menunggu di pintu syurga"

"'Cause I'm all about him, him, him, him, him
And he's all about me, me, me, me, me
And we don't give a dang, dang, dang, dang, dang
About nobody-e-e-e"

"Demi cintaku padamu
Kukorbankan jiwa dan raga
Biar pun harus ku telan
Lautan bara"

"Never ever has a lady hit me on the first sight
This was something special; this was just like dynamite
Honey got a booty like pow, pow, pow
Honey got some boobies like wow, oh wow
Girl you know I’m loving your, loving your style"

"Forget about your boyfriend and meet me at the hotel room
You can bring your girlfriends and meet me at the hotel room"



Bukan semua, tapi banyak. Cinta nafsu terus diagung-agungkan. Dalam lagu, dalam filem. Bercinta demi cinta. Hidup mati demi cinta. Hilang cinta bagai hilang erti hidup. Cinta gila. Sanggup segala. Ikrar, janji setia. Hingga ke syurga; kononnya.

Tipikal classical conditioning. Babak-babak cinta disertai lagu-lagu yang mendatangkan rasa mahu. Di bawah sedar, hati berkata "Aku nak yang macam itu juga". Memori cinta disulam juga dengan lagu. Tiap kali terdengar lagu yang itu, atau yang bertema sama, hati berasa asyik lagi.
Sehingga terpercaya, bercampur realiti dan fantasi. Rekaan-rekaan konsep cinta dalam lagu, dalam cerita, terus diyakini. "Beginilah sepatutnya cinta. Inilah cinta. Aku mahu yang macam ini. Aku sanggup. Aku mahu yang macam ini".

Terus memburu cinta gila. Bila cinta tak terasa seperti yang digambarkan, belum seperti yang diharapkan, terus memburu, terus berusaha menggapai 'cinta'. Kecewa, terus mencari cinta yang lain, terus mencari. Kalau tak bercinta, kalau tak berpasangan, terasa dipandang janggal. Pelik. Freak. Terus sanggup itu, sanggup ini. Batas-batas terasa rapuh, ringan untuk dilanggar. Sanggup ditipu, mudah tertipu dek manis kata. Emosi merajai rasional. Hanya untuk suatu mirage, suatu ilusi. Sampai terkadang - walaupun awalnya tidak terniat, tidak tersangka - ada yang tergadai segala. Segala.


Berbaloikah lazat yang sekejap itu? Tidak.


"Alang-alang sudah terlanjur,
apa bezanya kalau aku hentikan keterlanjuranku di sini?
Ah.. Nanti nanti saja"


Benarkah begitu? Tidak.

Kadang-kadang sampai luarbiasa kesanggupannya, sampai di luar norma.

Jalan pulang masih ada.
Jangan jadi racun.
Ayuh pulang.

Tak salah bercinta. Malah perlu.
Biar kena cara. Biar dengan ilmu.
Biar kena tempat. Jangan melulu.
Bukan berpandu liar nafsu.
Cinta sebenar tak akan layu.
Cinta agung, membawa bersatu.
Cinta suci, hanya yang Satu.

Ayuh kawan,
Ayuh luruskan haluan cinta kita semua,
Luruskan haluan cinta kami semua, Tuhan.
Amin...



"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berfikir"
(Surah Ar-Rum 30:21)





Wednesday, April 20, 2011

Sepagi mendengar kata-kata Prof

Ringkas.

Namun kata-kata Prof sangat menyenangkan.

"Kita ambil macam ni.
Sepekat mana pun sejarah hitam yang pernah sesiapa lalui,
anggap saja ia seperti buih-buih di belakang bot laju yang kita naik.
Kita pandang ke depan, ke tempat yang kita nak tuju.
Dan ingat,
setiap kita yang ada hari ni pernah dilahirkan sebagai bayi yang suci seperti kain putih."

Terima kasih Prof.

“Dan Tuhanmu Maha Pengampun lagi melimpah-limpah rahmatNya...”
(Surah Al-Kahfi 18:58)

Astaghfirullah...

Tuesday, February 1, 2011

Menghayati Cinta


Keilmuan dan penghayatan itu, berbeza.


Kenal dan cinta itu, berbeza.



Monday, November 15, 2010

Bila? Bagaimana?

Beberapa hari lepas, seorang perempuan tua meninggal dunia. Umurnya awal 80-an.

Ketika dia pergi, dia keseorangan.
Si ibu tua menghembus nafas terakhir di rumah anak yang mengambil giliran menjaganya.
Si anak keluar sebentar untuk ke kedai.
Si ibu tua memanggil-manggil cucu, barangkali ingin meminta sesuatu, atau mungkin untuk mengadu.
Sangka cucu, panggilan yang seperti biasa, tak ada apa-apa yang kritikal sangat.
Panggilan nenek tidak diendahkan.

Suatu tempoh senyap.

Disangka si ibu tua tertidur.
Tapi kali ni nampak tidurnya lain sedikit.
Doktor dipanggil.
Hanya akhirnya doktor mengesahkan kematian.
Sakit tua.

Sesungguhnya segala-gala adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali



Terdetik.



Bilakah masaku?
Bagaimana?
Di mana?

Bila?

Bila?



Terbaca petikan artikel majalah Solusi isu 25:

'...jadikanlah dunia umpama jambatan yang kita lalui. pastikan ia teguh, kukuh... tetapi bukan untuk berlama-lama di situ... ia hanya jambatan. tidak ada orang yang membina rumah di atas jambatan. rumah kita yang hakiki adalah di dalam syurga...'



Banyak sekali lagu-lagu cinta meluahkan segala janji setia, menunggu di pintu syurga.

Soalannya, berapa pasti dapat sampai ke pintu syurga?



Aku sering lalai.

Aku ingin mati dalam cinta yang benar.



Amin, Ya Rabb...





Friday, October 22, 2010

Time Crisis is So Real

In September 2010, Microsoft's first-person shooter game "HALO: Reach" was launched and its 1st day sales in the United States alone recorded a whopping USD 200 million. while the developer of that game celebrates its success, the rest of the gaming industry is facing a huge concern.

the problem with such blockbuster game is that, gamers really enjoy playing that one game, they tend to stick to that game for quite some time to the point of not needing to purchase another game for months. this will create a drop in sales of the other game titles launched after that.

this problem can be related to the economic term ‘opportunity cost’. a simple definition of opportunity cost is; the cost of passing up the next best choice when making a decision. any gamer only has a certain amount hours each day to spend on playing games. he will have to decide which game that will give him the most enjoyment and satisfaction. after the decision is made, he plays that game at the expense of not playing the other games in that period. in the case of a really awesome game, people really enjoy the benefit (read: fun) of playing that game, that they do not mind sacrificing the experience of playing another game.

Like any other activity (or inactivity) that we do everyday, we are doing it at the cost of the the next best alternative activity (and its benefits).



Friday, September 17, 2010

Dawn Sky (a haiku)

Cloudless dawn sky
I saw massive white dots
Praise be to Allah




Tuesday, September 7, 2010

Allah: The Most Beneficent, The Most Merciful, The Most Just

The Islamic calendar, or Hijri calendar is a purely lunar calendar.

For some obvious reasons, it differs from the Gregorian calendar; the internationally accepted civil calendar.

Hijri calendar concurs with the orbit of the Moon around the Earth. A complete Hijri year is the period of 12 orbits of the Moon around the Earth.

On the other hand, Gregorian calendar concurs with the orbit of the Earth around the Sun. A complete Greagorian year is the period of an orbit of the Earth around the Sun (more specifically, the time between vernal equinoxes).

Due to this difference, a Hijri calendar is not synchronised with the four seasons, unlike the Gregorian calendar. Every year, a Hijri date drifts 10 to 12 days from the Gregorian calendar. Seasonal relation to Hijri calendar repeats about every 33 years.





Muslims are commanded to fast (the 4th pillar of Islam) in the month of Ramadhan (the 9th month).

A simple description of a fast is to abstain from food, drink and sinful deeds from dawn to sunset.

This also means that, in a given year, if Ramadhan falls in winter or summer, people in the northern hemisphere observe a different fasting period from those in the southern hemisphere, due to the difference in the total hours of daytime.




For example, in a given year, if Ramadhan falls in June, it is summer in the United Kingdom, but winter in New Zealand. People living in the UK will experience a longer daily fasting period than those living in New Zealand. Unfair? Not really.

Remember that each year, a Hijri date drifts 10 to 12 days in relation to Earth's seasons. In the long run, there will be a year when Ramadhan falls during winter in the UK, and summer in the New Zealand!




Truly, Allah is The Most Just.






source:

http://saifulislam.com/?p=8421

http://en.wikipedia.org/wiki/Islamic_calendar